PERAWAT MUSLIM.BLOGSPOT.COM_______________________________________________________________________________________________________MANAGEMEN : SANG SETIA

SUKSES SELALU

PERAWAT PEROFESIONAL DAN ISLAMI | SUKSES DUNIA AKHIRAT

perawat muslim

Senin, 08 Oktober 2012

MANFAAT PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS ) Di SEKOLAH DASAR
 















                                                              Di Susun Oleh :

SRI ANDAYANI,S.Pd. M.Si
NIP : 19610902 1986 08 2001






DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................        i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................        1
  1. Latar Belakang....................................................................................................        1
  2. Tujuan..................................................................................................................       1
1.      Tujuan Umum...............................................................................................        1
2.      Tujuan Khusus..............................................................................................        1
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................       2
A.  Pengertian PHBS ........................................................................................................            3
B.   Pengembangan PHBS di sekolah dasar...................................................................... 3
C.   Sasaran PHBS di sekolah dasar.........................................................................          5
D.  Indikator PHBS di sekolah dasar......................................................................          6
E.   Faktor yang Mempengaruhi di sekolah dasar....................................................          8
F.    Manfaat PHBS Di Sekolah di sekolah dasar............................................................   8
G.  Langkah-langkah Pembinaan PHBS di Sekolah dasar........................................        8
H.  Dukungan dan Peran untuk Membina PHBS di Sekolah  dasar...........................       10

BAB III PENUTUP ...................................................................................................           13
  1. Kesimpulan............................................................................................................     13
  2. Saran ...............................................................................................................           13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................     14






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mempertahankan kesehatan anak merupakan tanggung jawab orang tua, namun demikian sekolah – sekolah umum dan departemen kesehatan telah berkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan anak dengan menyediakan lingkungan sekolah yang sehat, pelayanan kesehatan, dan pendidikan kesehatan yang sangat menekankan pada praktik – praktik kesehatan ( Wong,2009 ). Didalam kehidupan bangsa, anak - anak sekolah tidak dapat diabaikan, karena mereka inilah sebagai generasi penerus bangsa. Sekolah adalah sebagai perpanjangantangan keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupananakselanjutnya,termasukperilakukesehatan(Notoatmodjo,2010).
Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1995) menggunakan model holistik yang meliputi hubungan antar aspek fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Konsep ini melibatkan keluarga dengan mendorong partisipasinya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik (mulai dari usia dini) tentang kesehatan serta menunjukkan makna lingkungan sebagai penyumbang kesehatan anak seperti kondisi fisik sekolah, sanitasi air bersih, dan lingkungan bermain.
Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya [Sarafino (Smet, 1994)]. Selain itu, usia sekolah (termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Munculnya bernagai penyakit yang menyerang anak usia sekolah ( 6 – 10 ), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, pemahaman nilai nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak.



B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Siswa dan guru dapat menerapkan PHBS di sekolah dasar
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui Pengertian PHBS di sekolah dasar
b.      Mengetahui Pengembangan PHBS di sekolah dasar
c.       Mengetahui Sasaran PHBS di sekolah dasar
d.      Mengetahui Indikator PHBS di sekolah dasar
e.       Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi di sekolah dasar
f.       Mengetahui Manfaat PHBS Di Sekolah di sekolah dasar
g.      Mengetahui Langkah-langkah Pembinaan PHBS di Sekolah dasar
h.      Mengetahui Dukungan dan Peran untuk Membina PHBS di Sekolah  dasar




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Perilaku Hidup Sehat dan Bersih ( PHSB )
Perilaku hidup sehat dan bersih ( PHBS ) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat (empowerment), bina suasana (social support), dan kepemimpinan (advocacy).
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.

B.     Pengembangan PHBS
1.      Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaranutama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompokmasyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampumelaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal inikepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yangseringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam prosespengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunanmasyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telahmau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitanyang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuandari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatanyang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh programkesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukansebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan olehmasyarakat.
2.      Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorongindividu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungansosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadipanutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkanmasyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karenaitu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upayameningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu:
a.       Pendekatan Individu
b.      Pendekatan Kelompok
c.       Pendekatan Masyarakat Umum
3.      Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untukmendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formalyang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan danpenyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informalseperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapatberperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) di bidangnya dan atau sebagaipenyandang dana non pemerintah.Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasijarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnyaberlangsung tahapan-tahapan, yaitu :
a.       Mengetahui atau menyadari adanya masalah
b.      Tertarik untuk ikut mengatasi masalah
c.       Peduli terhadappemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah
d.      Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satualternatif pemecahan masalah
e.       Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dantepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:
a.       Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
b.      Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c.       Memuat peran serta sasaran dalam pemecahan masalah
d.      Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
e.       Dikemas secara menarik dan jelas
f.       Sesuai dengan waktu yang tersedia.
PHBS meliputi tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat umum,pelayanan kesehatan, dan tempat kerja.

C.     Sasaran PHBS di Sekolah Dasar
Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam :
a.       Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
b.      Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
c.       Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid (http:dinkes.sulsel.go.id).

D.    Indikator PHBS di Sekolah Dasar
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS disekolah yaitu :
a.       Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci tangan (FK Unair, 2004).
Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa dengan mencegah penyakit (Hasyim, 2009)
b.      Jajan di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25% - 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu (4). Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
c.       Membuang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan namun sangat susah duntuk diterapkan. Hasil peneltiian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawanyang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009).
d.      Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani (Depkes, 2002).
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness) (Depkes, 2002).
e.       Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Mengukur berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Denagn diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila ukurannya lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal apabila ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusiannya (Asim, 1992)
f.       Tidak merokok di sekolah
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008)
g.      Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
h.      Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masayarakat. Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah utnuk menghindari dari berbagai jensi penyakit yang timbul karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan sekitar (Jawapost, 2010)

E.     Faktor yang Mempengaruhi
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS:
1.      Faktor intern, sebagian terletak di dalam diri individu itu sendiri
a.       Keturunan
Seseorang berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlahditurunkan dari orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalahsifat-sifat yang diperoleh dari orang tua atau neneknya dan lainsebagainya.
b.      Motif
Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu.Motif atau dorongan ini timbul karena dilandasi oleh adanyakebutuhan, yang oleh Maslow dikelompokkan menjadi kebutuhanbiologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan rohani.
2.      Faktor ekstern (faktor lingkungan), sebagian terletak di luar dirinya yangmempengaruhi individu sehingga di dalam diri individu timbul unsurunsurdan dorongan untuk berbuat sesuatu.

F.      Manfaat PHBS Di Sekolah
1.      Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
2.      Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
3.      Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orangtua.
4.      Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
5.      Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

G.    Langkah-langkah Pembinaan PHBS di Sekolah
1.      Analisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan.
2.      Pembentukan kelompok kerja
Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah • Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di sekolah. Meminta masukan tentang penerapan PHBS di sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi. Menetapkan penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme pengawasannya. Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah. Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di sekolah.
3.      Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah
Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.
4.      Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi pengelola PHBS di sekolah
5.      Sosialisasi Penerapan PHBS di sekolah
a.       Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain :
1)      Penggunaan jamban sehat dan air bersih
2)      Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)
3)      Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah
4)      Membuang sampah ditempatnya
b.      Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah
6.      Penerapan PHBS di Sekolah
a.       Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku (kurikuler )
b.      Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil. Pemeriksaan kualitas air secara sederhana Pemeliharaan jamban sekolah Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah. Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi dan sebagainya.
c.       Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
d.      Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster, penyebaran leafleat dan membuat majalah dinding.
Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan
7.      Pemantauan dan evaluasi
a.       Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang telah dilaksanakan.
b.      Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan.
c.       Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan Dukungan dan Peran untuk membina PHBS di sekolah
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.

H.    Dukungan dan Peran untuk Membina PHBS di Sekolah 
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.
1.      Pemda
a.       Bupati – Walikota
Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk perda, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah, dan mengalokasikan anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.
b.      DPRD
Memberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan PHBS di sekolah dan memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di sekolah.
2.      Lintas Sektor
a.       Dinas Kesehatan
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur ekstrakulikuler.
b.      Dinas Pendidikan
Membina dan mengembangkan PHBS dengan pendekatan Program UKS melalui jalur kulikuler dan ekstrakulikuler.
c.       Kantor Depag
d.      Melaksanakan pembinaan dan pengembangan PHBS dengan pendekatan program
UKS pada perguruan agama
3.      Tim Pembina UKS
a.       Merumuskan kebijakan teknis mengenai pembinaan dan pengembangan PHBS melalui UKS
b.      Mengkordinasikan kegiatan perencanaan dan program serta pelaksanaan pembinaan PHBS melalui UKS
c.       Membina dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan monitoring dan evaluasi.
4.      Tim Pelaksana UKS
a.       Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dalam rangka peningkatan PHBS di sekolah.
b.      Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik, instansi lain yang terkait dan masyarakat lingkungan sekolah untuk pembinaan dan pelaksanaan PHBS di sekolah.
c.       Mengadakan evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.
5.      Komite sekolah
a.       Mendukung dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS di sekolah
b.      Mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan dengan pencapaian sekolah sehat.
6.      Komite sekolah
a.       Mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang pembinaan PHBS di sekolah.
b.      Mengalokasikan dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
c.       Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan PHBS di sekolah
d.      Memantau kemajuan pencapaian sekolah sehat disekolahnya
7.      Guru-guru
a.       Bersama guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah
b.      Sosialisasi PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
c.       Melaksanakan pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya
d.      Menyusun rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya.
e.       Memantau tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah .
8.      Orang tua murid
a.       Menyetujui anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
b.      Memberikan dukungan dana untuk pembinaan PHBS di sekolah baik insidentil dan bulanan. (http://www.diskes.jabarprov.go.id/)










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perilaku hidup sehat dan bersih ( PHBS ) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat (empowerment), bina suasana (social support), dan kepemimpinan (advocacy).
PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Indikator yang digunakan untuk mengukur PHBS di sekolah antara lain  Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, Jajan di kantin sekolah yang sehat, Membuang sampah pada tempatnya, Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah, Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, Tidak merokok di sekolah, Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin dan Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah.

B.     Saran
Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca  khususnya dalam penerapan PHBS di Sekolah Dasar.







DAFTAR PUSTAKA

Chotidjah, Nur. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar
Negeri Jombang I Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Banten
Tahun 2008. Skripsi. Jakarta: FIKES UHAMKA
Depkes RI. 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai
Tatanan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.




0 komentar:

Posting Komentar