MANFAAT PENERAPAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ( PHBS ) Di SEKOLAH DASAR
Di
Susun Oleh :
SRI
ANDAYANI,S.Pd. M.Si
NIP
: 19610902 1986 08 2001
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. i
BAB
I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
- Latar
Belakang.................................................................................................... 1
- Tujuan.................................................................................................................. 1
1. Tujuan
Umum............................................................................................... 1
2. Tujuan
Khusus.............................................................................................. 1
BAB
II TINJAUAN TEORI.......................................................................................... 2
A. Pengertian PHBS ........................................................................................................ 3
B. Pengembangan
PHBS di sekolah dasar...................................................................... 3
C. Sasaran
PHBS di sekolah dasar......................................................................... 5
D. Indikator
PHBS di sekolah dasar...................................................................... 6
E. Faktor yang Mempengaruhi
di sekolah dasar.................................................... 8
F. Manfaat
PHBS Di Sekolah di sekolah dasar............................................................ 8
G. Langkah-langkah Pembinaan PHBS di
Sekolah dasar........................................ 8
H. Dukungan dan Peran untuk Membina
PHBS di Sekolah dasar........................... 10
BAB
III PENUTUP ................................................................................................... 13
- Kesimpulan............................................................................................................ 13
- Saran
............................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mempertahankan
kesehatan anak merupakan tanggung jawab orang tua, namun demikian sekolah –
sekolah umum dan departemen kesehatan telah berkontribusi dalam upaya
peningkatan kesehatan anak dengan menyediakan lingkungan sekolah yang sehat,
pelayanan kesehatan, dan pendidikan kesehatan yang sangat menekankan pada
praktik – praktik kesehatan ( Wong,2009 ). Didalam kehidupan bangsa, anak -
anak sekolah tidak dapat diabaikan, karena mereka inilah sebagai generasi
penerus bangsa. Sekolah adalah sebagai perpanjangantangan keluarga dalam
meletakkan dasar perilaku untuk
kehidupananakselanjutnya,termasukperilakukesehatan(Notoatmodjo,2010).
Promosi
Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1995) menggunakan model holistik yang
meliputi hubungan antar aspek fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Konsep ini
melibatkan keluarga dengan mendorong partisipasinya dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik (mulai dari usia dini) tentang
kesehatan serta menunjukkan makna lingkungan sebagai penyumbang kesehatan anak
seperti kondisi fisik sekolah, sanitasi air bersih, dan lingkungan bermain.
Institusi
pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan
kesehatan sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan
pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud
perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya [Sarafino (Smet, 1994)].
Selain itu, usia sekolah (termasuk kelompok usia dini) merupakan masa keemasan
untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai agent of change untuk
mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat.
Munculnya
bernagai penyakit yang menyerang anak usia sekolah ( 6 – 10 ), ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, pemahaman nilai nilai PHBS disekolah
merupakan kebutuhan mutlak.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Siswa dan guru dapat
menerapkan PHBS di sekolah dasar
2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui
Pengertian PHBS di sekolah dasar
b. Mengetahui
Pengembangan PHBS di sekolah dasar
c. Mengetahui
Sasaran PHBS di sekolah dasar
d. Mengetahui
Indikator PHBS di sekolah dasar
e. Mengetahui Faktor yang
Mempengaruhi di sekolah dasar
f. Mengetahui
Manfaat PHBS Di Sekolah di sekolah dasar
g. Mengetahui Langkah-langkah Pembinaan
PHBS di Sekolah dasar
h. Mengetahui Dukungan dan Peran untuk
Membina PHBS di Sekolah dasar
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Perilaku Hidup Sehat dan Bersih ( PHSB )
Perilaku
hidup sehat dan bersih ( PHBS ) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat
(empowerment), bina suasana (social support), dan kepemimpinan (advocacy).
PHBS
di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
PHBS di sekolah adalah
upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar
tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat.
B. Pengembangan
PHBS
1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses
pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaranutama dari pemberdayaan adalah
individu dan keluarga, serta kelompokmasyarakat. Bilamana sasaran sudah akan
berpindah dari mau ke mampumelaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh
dimensi ekonomi. Dalam hal inikepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan
langsung, tetapi yangseringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam
prosespengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunanmasyarakat
(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telahmau, dihimpun
dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitanyang dihadapi. Tidak
jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuandari luar (misalnya dari
pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya
sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatanyang
didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh
programkesehatan sebagai bantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukansebelumnya.
Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan olehmasyarakat.
2. Bina Suasana
Bina
suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorongindividu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.Seseorang
akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungansosial dimana pun
ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadipanutan/idolanya,
kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkanmasyarakat umum)
menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karenaitu, untuk mendukung
proses pemberdayaan masyarakat,khususnya dalam upayameningkatkan para individu
dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan bina suasana.
Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu:
a. Pendekatan
Individu
b. Pendekatan
Kelompok
c. Pendekatan
Masyarakat Umum
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya
atau proses yang strategis dan terencana untukmendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak-pihak yang terkait(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa
berupa tokoh masyarakat formalyang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
pemerintahan danpenyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh
masyarakat informalseperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang
umumnya dapatberperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) di bidangnya
dan atau sebagaipenyandang dana non pemerintah.Perlu disadari bahwa komitmen
dan dukungan yang diupayakan melalui advokasijarang diperoleh dalam waktu
singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnyaberlangsung tahapan-tahapan, yaitu :
a. Mengetahui
atau menyadari adanya masalah
b. Tertarik
untuk ikut mengatasi masalah
c. Peduli
terhadappemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan
masalah
d. Sepakat
untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satualternatif pemecahan masalah
e. Memutuskan
tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka
advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dantepat. Bahan-bahan
advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:
a. Sesuai
minat dan perhatian sasaran advokasi
b. Memuat
rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c. Memuat
peran serta sasaran dalam pemecahan masalah
d. Berdasarkan
kepada fakta atau evidence-based
e. Dikemas
secara menarik dan jelas
f. Sesuai
dengan waktu yang tersedia.
PHBS meliputi tatanan
rumah tangga, institusi pendidikan, tempat umum,pelayanan kesehatan, dan tempat
kerja.
C. Sasaran
PHBS di Sekolah Dasar
Sasaran
PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi
pendidikan dan terbagi dalam :
a. Sasaran
Primer
Adalah sasaran utama
dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya atau murid dan guru
yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
b. Sasaran
Sekunder
Adalah sasaran yang
dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang bermasalah
misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh
masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
c. Sasaran
Tersier
Adalah sasaran yang
diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung
pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di
institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas,
Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid (http:dinkes.sulsel.go.id).
D. Indikator
PHBS di Sekolah Dasar
Ada
beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS disekolah
yaitu :
a. Mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Anak
sering bermain dengan tanah atau batu dan bermain di tempat-tempat yang kurang
bersih seperti selokan. Ada cara lain yang cukup “ampuh” yang dapat
menghindarkan anak dari kuman-kuman penyakit yaitu dengan kebiasaan mencuci
tangan (FK Unair, 2004).
Kebiasaan
mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat dari kebiasaan
mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh
tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat mencuci tangan dengan air bersih
mengalir dan sabun dapat menyelamatkan nyawa dengan mencegah penyakit (Hasyim,
2009)
b. Jajan
di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak
merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini dapat membahayakan
apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah ditemukan Salmonella Paratyphi
A di 25% - 50% sampel minuman yang dijual di kaki lima. Bakteri ini mungkin
berasal dari es batu yang tidak dimasak terlebih dahulu (4). Selain cemaran
mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum ditemukan pada makanan jajanan kaki
lima adalah penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) ilegal seperti borax
(pengempal yang mengandung logam berat Boron), formalin (pengawet yang
digunakan untuk mayat), rhodamin B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil
yellow (pewarna kuning pada tekstil) (Judwarwanto, 2008).
c. Membuang
sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada
tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga
kebersihan lingkungan namun sangat susah duntuk diterapkan. Hasil peneltiian
ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawanyang menyebutkan bahwa
kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan
masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi
pun melakukannya (Kartiadi, 2009).
d. Mengikuti
kegiatan olah raga di sekolah
Olahraga
adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak
(mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas
hidup).Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan
terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani (Depkes, 2002).
Kebugaran
jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan
tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan
tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen
yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health
Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan
(Skill Related Physical Fitness) (Depkes, 2002).
e. Menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Mengukur
berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk mengetahui pertumbuhan
dan perkembangan anak. Denagn diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan
anak maka dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi makanan yang
bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan seorang
anak normal atau tidak, bisa diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh
anak yang bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya. Apabila
anak memiliki ukuran tubuh melebihi ukuran rata-rata anak yang seusia pada
umumnya, maka pertumbuhannya bisa dikatakan maju. Sebaliknya bila ukurannya
lebih kecil berarti pertumbuhannya lambat. Pertumbuhan dikatakan normal apabila
ukuran tubuhnya sama dengan ukuran rata-rata anak-anak lain seusiannya (Asim,
1992)
f. Tidak
merokok di sekolah
Rokok mengandung kurang
lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya
bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon
monoksida oleh karena itu kebiasaan merokok harus dihindarkan sejak dini mulai
dari tingkat sekolah dasar (Wastuwibowo, 2008)
g. Memberantas
jentik nyamuk di sekolah secara rutin
h. Buang
air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Jamban merupakan
sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masayarakat. Pentingnya buang
air bersih di jamban yang bersih adalah utnuk menghindari dari berbagai jensi
penyakit yang timbul karena sanitasi yang buruk. Oleh karena itu jamban harus
mengikuti standar pembuatan jamban yang sehat dimana harus terletak minimal 10
meter dari sumber air dan mempunyai saluran pembuangan udara agar tidak
mencemari lingkungan sekitar (Jawapost, 2010)
E.
Faktor yang Mempengaruhi
Hal-hal yang mempengaruhi PHBS:
1. Faktor
intern, sebagian terletak di dalam diri individu itu sendiri
a.
Keturunan
Seseorang
berperilaku tertentu karena memang sudah demikianlahditurunkan dari
orangtuanya. Sifat-sifat yang dimilikinya adalahsifat-sifat yang diperoleh dari
orang tua atau neneknya dan lainsebagainya.
b.
Motif
Manusia
berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu.Motif atau dorongan
ini timbul karena dilandasi oleh adanyakebutuhan, yang oleh Maslow
dikelompokkan menjadi kebutuhanbiologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan
rohani.
2.
Faktor ekstern (faktor
lingkungan), sebagian terletak di luar dirinya yangmempengaruhi individu
sehingga di dalam diri individu timbul unsurunsurdan dorongan untuk berbuat
sesuatu.
F. Manfaat
PHBS Di Sekolah
1. Terciptanya
sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
2. Meningkatkan
semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.
3. Citra
sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orangtua.
4. Meningkatkan
citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
5. Menjadi
percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
G. Langkah-langkah Pembinaan PHBS di
Sekolah
1.
Analisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan disekolah melakukan pengkajian ulang tentang
ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan
perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan
sekolah) terhadap kebijakan PHBS disekolah. Kajian ini untuk memperoleh data
sebagai dasar membuat kebijakan.
2.
Pembentukan kelompok kerja
Pihak Pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan
tim pelaksana atau Pembina UKS tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS disekolah • Membahas rencana
kebijakan tentang penerapan PHBS di sekolah. Meminta masukan tentang penerapan
PHBS di sekolah, antisipasi kendala sekaligus alternative solusi. Menetapkan
penanggung jawab PHBS disekolah dan mekanisme pengawasannya. Membahas cara
sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah.
Pimpinan sekolah membentuk kelompok kerja penyusunan kebijakan PHBS di sekolah.
3.
Pembuatan Kebijakan PHBS di sekolah
Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.
4.
Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di
sekolah Instrument pengawasan Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah
Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan
bagi pengelola PHBS di sekolah
5. Sosialisasi Penerapan PHBS di
sekolah
a.
Sosialisasi penerapan PHBS di sekolah di lingkungan internal antara lain
:
1)
Penggunaan jamban sehat dan air bersih
2)
Pemberantasan Sarang nyamuk (PSN)
3)
Larangan merokok disekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah
4)
Membuang sampah ditempatnya
b.
Sosialisasi tugas dan penanggung jawab PHBS di sekolah
6.
Penerapan PHBS di Sekolah
a.
Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa sesuai dengan kurikulum
yang berlaku (kurikuler )
b.
Menanamkan nilai-nilai untuk ber-PHBS kepada siswa yang dilakukan diluar
jam pelajaran biasa (ekstra kurikuler) Kerja bakti dan lomba kebersihan kelas
Aktivitas kader kesehatan sekolah /dokter kecil. Pemeriksaan kualitas air secara
sederhana Pemeliharaan jamban sekolah Pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah.
Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar Pembudayaan
olahraga yang teratur dan terukur Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut,
telinga, gigi dan sebagainya.
c.
Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling.
d.
Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran
aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain melalui penyuluhan kelompok,
pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster, penyebaran leafleat dan
membuat majalah dinding.
Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan PHBS di sekolah
mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah
dibuat seperti merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan
7.
Pemantauan dan evaluasi
a.
Lakukan pamantauan dan evaluasi secara periodic tentang kebijakan yang
telah dilaksanakan.
b.
Minta pendapat pokja PHBS di sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah
yang ditemukan.
c.
Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan Dukungan dan Peran
untuk membina PHBS di sekolah
Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati,
Kepala Dinas pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat
penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat.
Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana
UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih
dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat.
H. Dukungan dan Peran untuk Membina
PHBS di Sekolah
Adanya
kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas
pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat penting untuk
pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Disamping itu, peran
dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan
masyarakat sekolah berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di
sekolah maupun di masyarakat.
1. Pemda
a. Bupati
– Walikota
Mengeluarkan kebijakan
dalam bentuk perda, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan tentang
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan sehat disekolah, dan mengalokasikan
anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah.
b. DPRD
Memberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan PHBS di sekolah dan memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di sekolah.
Memberikan persetujuan anggaran untuk pengembangan PHBS di sekolah dan memantau kinerja Bupati/Walikota yang berkaitan dengan pembinaan PHBS di sekolah.
2. Lintas
Sektor
a. Dinas
Kesehatan
Membina dan
mengembangkan PHBS dengan pendekatan UKS melalui jalur ekstrakulikuler.
b. Dinas
Pendidikan
Membina dan
mengembangkan PHBS dengan pendekatan Program UKS melalui jalur kulikuler dan
ekstrakulikuler.
c. Kantor
Depag
d. Melaksanakan
pembinaan dan pengembangan PHBS dengan pendekatan program
UKS pada perguruan
agama
3. Tim
Pembina UKS
a. Merumuskan
kebijakan teknis mengenai pembinaan dan pengembangan PHBS melalui UKS
b. Mengkordinasikan
kegiatan perencanaan dan program serta pelaksanaan pembinaan PHBS melalui UKS
c. Membina
dan mengembangkan PHBS melalui UKS serta mengadakan monitoring dan evaluasi.
4. Tim
Pelaksana UKS
a. Merencanakan
dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dalam rangka peningkatan PHBS di
sekolah.
b. Menjalin
kerjasama dengan orang tua peserta didik, instansi lain yang terkait dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk pembinaan dan pelaksanaan PHBS di sekolah.
c. Mengadakan
evaluasi pembinaan PHBS di sekolah.
5. Komite
sekolah
a. Mendukung
dalam hal pendanaan untuk sarana dan prasana pembinaan PHBS di sekolah
b. Mengevaluasi
kinerja kepala sekolah dan guru-guru yang berkaitan dengan pencapaian sekolah
sehat.
6. Komite
sekolah
a. Mengeluarkan
kebijakan dalam bentuk surat keputusan, surat edaran dan instruksi tentang
pembinaan PHBS di sekolah.
b. Mengalokasikan
dana/anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
c. Mengkoordinasikan
kegiatan pembinaan PHBS di sekolah
d. Memantau
kemajuan pencapaian sekolah sehat disekolahnya
7. Guru-guru
a. Bersama
guru lainnya mengadvokasi yayasan/orang tua murid kepala sekolah untuk
memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di sekolah
b. Sosialisasi
PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
c. Melaksanakan
pembinaan PHBS di lingkungan sekolah dan sekitarnya
d. Menyusun
rencana pelaksanaan dan penilaian lomba PHBS di sekolahnya.
e. Memantau
tujuan pencapaian sekolah sehat di lingkungan sekolah .
8. Orang
tua murid
a. Menyetujui
anggaran untuk pembinaan PHBS di sekolah
b. Memberikan
dukungan dana untuk pembinaan PHBS di sekolah baik insidentil dan bulanan.
(http://www.diskes.jabarprov.go.id/)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku hidup sehat
dan bersih ( PHBS ) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat (empowerment),
bina suasana (social support), dan kepemimpinan (advocacy).
PHBS
di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikan oleh peserta didik,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Indikator
yang digunakan untuk mengukur PHBS di sekolah antara lain Mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun, Jajan di kantin sekolah yang sehat, Membuang sampah pada
tempatnya, Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah, Menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan setiap bulan, Tidak merokok di sekolah, Memberantas
jentik nyamuk di sekolah secara rutin dan Buang air besar dan buang air kecil
di jamban sekolah.
B. Saran
Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
khususnya dalam penerapan PHBS di Sekolah Dasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Chotidjah,
Nur. 2008. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup
Bersih
dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar
Negeri
Jombang I Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Banten
Tahun
2008. Skripsi. Jakarta: FIKES UHAMKA
Depkes
RI. 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai
Tatanan.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan
Notoatmodjo,
Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku
Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
0 komentar:
Posting Komentar